SHNet, Jakarta-Sejumlah tokoh wanita terkemuka Indonesia berkumpul di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Selasa (06/08/2024) untuk meresmikan “Cap Telapak Tangan Kedua Wanita Pejuang ’45 dan Pengisi Pembangunan Nasional”.
Acara peresmian ini merupakan kali kedua diselenggarakannya peluncuran Cap Telapak Tangan, setelah sebelumnya sukses dilaksanakan di Gedung Joeang, Jakarta pada tahun 2016. Inisiatif ini merupakan bentuk penghormatan dan pengakuan kepada para wanita pejuang dan kontribusinya dalam pembangunan nasional Indonesia.
Peresmian Cap Telapak Tangan Kedua Wanita Pejuang ’45 dan Pengisi Pembangunan Nasional ini tidak hanya menjadi simbol penghormatan, tetapi juga pengingat akan pentingnya peran wanita dalam sejarah dan masa depan Indonesia. Dengan semangat kemerdekaan dan kebangsaan, acara ini diharapkan dapat terus menginspirasi dan memotivasi generasi penerus untuk melanjutkan perjuangan dan kontribusi bagi bangsa dan negara.
Menteri Pemberdayaan Perempuan Indonesia periode 2004-2009 , Meutia Farida Hatta dalam sambutannya mengatakan, pentingnya mengingat dan menghormati perjuangan para wanita yang telah berkontribusi besar bagi bangsa dan negara.
“Penghargaan ini bukan hanya simbolik, tetapi juga sebagai pengingat bagi generasi muda tentang nilai-nilai perjuangan dan semangat kebangsaan yang harus terus diwariskan,” ujar Meutia.
Ketua Umum Perkumpulan Wanita Pejuang ’45 yang juga Anggota DPR Fraksi Demokrat, Melani Leimena Suharli, menegaskan bahwa penghormatan ini juga merupakan pengingat akan tanggung jawab untuk terus memperjuangkan hak-hak dan kesejahteraan wanita di Indonesia.
“Kita harus terus bergerak maju dan memastikan bahwa wanita memiliki kesempatan yang sama dalam berbagai sektor,” katanya.
Inspirasi dan Hargai Peran Wanita
Kepala Museum Kesejarahan Jakarta, Esti Utami, menambahkan bahwa museum memiliki peran penting dalam melestarikan sejarah perjuangan wanita Indonesia. “Dengan adanya Cap Telapak Tangan ini, kami berharap dapat menginspirasi pengunjung untuk lebih mengenal dan menghargai peran wanita dalam sejarah bangsa,” kata Esti.
Ketua Umum Kowani, Giwo Rubianto Wiyogo, menekankan bahwa kontribusi wanita tidak hanya terbatas pada masa perjuangan kemerdekaan, tetapi juga dalam berbagai aspek pembangunan nasional. “Wanita Indonesia telah menunjukkan kemampuan dan dedikasi dalam berbagai bidang, dari politik, ekonomi, hingga sosial. Penghargaan ini adalah bukti bahwa peran mereka sangat penting dan diakui,” ujar Giwo.
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Putri Kus Wisnu Wardani, menyoroti pentingnya acara ini sebagai sumber inspirasi bagi generasi muda. “Kami berharap bahwa generasi muda dapat melihat teladan dari para wanita pejuang ini dan termotivasi untuk berkontribusi bagi bangsa dan negara,” ujar Putri.
Dewi Moti Pramono, pendiri dan mantan Ketua Umum IWAPI, serta Hana Hasanah Fadel Muhammad, pengusaha dan mantan anggota DPD, juga menyatakan kebanggaannya atas pengakuan yang diberikan kepada wanita-wanita luar biasa ini. “Penghargaan ini menunjukkan bahwa kerja keras dan dedikasi wanita Indonesia diakui dan dihargai,” kata Dewi.
Acara yang berlangsung semarak dan hikmat ini dihadiri oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan Indonesia periode 2004-2009 Meutia Farida Hatta, Kepala Museum Kesejarahan Jakarta Esti Utami, Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Giwo Rubianto Wiyogo, Ketua Umum Perkumpulan Wanita Pejuang (PWP) ’45 yang juga Anggota DPR Fraksi Demokrat Melani Leimena Suharli, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) Putri Kus Wisnu Wardani, Pendiri dan Mantan Ketua Umum Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Dewi Moti Pramono, serta Pengusaha sekaligus Anggota DPD (2009-2019) Hana Hasanah Fadel Muhammad. (sur)